Karena Pandemi Virus Corona, Inflasi Gila-gilaan Harga Pemain Bisa Menurun
Pandemi virus Corona mulai mengganggu kondisi finansial klub-klub besar Eropa. Dan begitu situasi ini berakhir, diyakini bahwa harga pemain di bursa transfer mendatang tidak akan melonjak tinggi seperti pada umumnya.
Transfer senilai 100 juta euro sudah dianggap lumrah selama empat tahun terakhir. Terutama saat penyerang asal Brasil, Neymar, memutuskan pindah ke PSG dengan mahar 222 juta euro pada tahun 2017 lalu.
Barcelona yang mendapatkan keuntungan besar-besaran dari transfer itu langsung menjadi lebih roya. Philippe Coutinho, Ousmane Dembele, dan Antoine Griezmann adalah pemain yang mereka beli dengan harga lebih dari 100 juta euro.
Tindakan itu kemudian diikuti oleh klub-klub lain, Juventus contohnya. Raksasa Serie A itu memecahkan rekor transfernya dengan membeli Cristiano Ronaldo seharga 100 juta euro pada tahun 2018 lalu.
Nilai Transfer Bakalan Tertekan
Ada banyak klub raksasa Eropa yang rela menggelontorkan uang berjumlah besar demi mendapatkan satu pemain yang diidam-idamkan. Namun tidak sedikit dari mereka yang mampu mengerem nafsunya.
Salah satu klub yang dimaksud adalah Bayern Munchen. Tetapi, pada musim panas kemarin, mereka juga harus memecahkan rekor transfernya saat memboyong Lucas Hernandez dari Atletico Madrid tahun lalu.
Die Bavarians nampaknya sudah siap untuk merogoh kocek lebih dalam lagi untuk merekrut sejumlah pemain seperti Leroy Sane dan Timo Werner. Tapi sang direktur, Herbert Heiner, yakin itu tidak akan terjadi berhubung adanya pandemi virus Corona yang mengganggu finansial raksasa Eropa.
"Seperti yang pernah saya katakan, walaupun prediksi yang serius sulit untuk dibat, namun sudah cukup jelas akan ada perubahan. Saya sepakat dengan asumsi Uli Hoeness soal nilai transfer yang akan berkurang. Itu logis," ujarnya kepada 51 Magazine.
Akal Sehat Lebih Digunakan
Dua direktur kondang asal Italia, Giuseppe Marotta dan Fabio Paratici, pernah memprediksi bahwa bursa transfer akan mengalami perubahan. Skema pertukaran pemain akan lebih diutamakan ketimbang membeli secara tunai.
Hal tersebut dikarenakan pemasukan klub yang terganggu, sedangkan mereka harus membayar gaji pemain yang sudah gila-gilaan dan tidak bermain selama masa pandemi. Hal yang serupa juga diutarakan oleh Heiner.
"Saat pemasukan berkurang, perputaran uang juga menjadi sedikit. Dan berhubung dampak ekonomi dari krisis virus Corona terhadap kehidupan harian orang, pembenaran angka dalam jutaan akan berkurang dari yang sudah ada," lanjutnya.
"Harapan saya adalah akal sehat juga akan diterapkan dalam hal ini. Saya harus mengangkat topi untuk Hasan Salihamidzic dan kepemimpinan olahraga kami. Mereka mengatasi situasi virus Corona dengan baik," tutupnya.
0 comments:
Post a Comment